Berwista ke Balai Bahasa Provinsi Bengkulu
Perjalanan Literasi Siswa SDIT Iqra’ 1
Pagi Kamis, 11 Desember 2025 di Kota Bengkulu selalu punya cara sendiri untuk menyapa. Semburat
matahari yang mulai mengintip dari balik awan seolah memberikan energi tambahan
bagi rombongan besar siswa-siswi kelas 6 SDIT Iqra’ 1 Kota Bengkulu. Hari itu
bukan hari sekolah biasa. Tidak ada tumpukan buku tematik di atas meja kelas;
sebagai gantinya, tas-tas kecil berisi alat tulis dan semangat belajar yang
meluap siap dibawa menuju satu tujuan: Balai
Bahasa Provinsi Bengkulu.
Sambutan Hangat di Gerbang Literasi
Perjalanan
menuju kantor Balai Bahasa tidak memakan waktu lama, namun antusiasme di dalam
bus sekolah membuat waktu terasa berjalan lebih lambat. Bagi anak-anak, ini
adalah petualangan. Sesampainya di lokasi, pemandangan yang menyejukkan hati
langsung menyambut. Panitia dari Balai Bahasa Provinsi Bengkulu rupanya telah
bersiap sejak pagi buta. Dengan seragam rapi dan senyum yang tulus, mereka
menyambut setiap siswa yang turun dari bus.
Kehangatan
itu bukan sekadar formalitas. Ada rasa kekeluargaan yang kental saat panitia
mengarahkan anak-anak menuju area kegiatan. Proses registrasi berjalan tertib.
Setiap siswa mendapatkan perhatian, memastikan bahwa mereka merasa diterima di
"rumah" bahasa ini. Sambutan yang sigap ini membuktikan betapa Balai
Bahasa sangat menghargai kehadiran generasi muda sebagai penerus estafet
literasi bangsa.
Senam Anak Indonesia Hebat
Setelah
urusan administrasi selesai, kegiatan tidak langsung masuk ke materi yang
berat. Panitia memahami bahwa untuk menyerap ilmu, tubuh harus dalam kondisi
bugar dan hati harus senang. Di lapangan terbuka yang asri, musik mulai
mengalun. "Ayo, semuanya bersiap! Kita Senam Anak Indonesia Hebat!"
seru instruktur.
Tanpa
malu-malu, ratusan siswa kelas 6 ini mulai menggerakkan tubuh mereka. Gerakan
yang enerjik dipadukan dengan irama musik yang ceria seketika memecah kekakuan.
Gelak tawa pecah saat ada yang salah langkah, namun semuanya tetap bersemangat.
Senam ini bukan sekadar aktivitas fisik; ia adalah simbol bahwa anak-anak SDIT
Iqra’ 1 adalah anak-anak yang hebat, sehat secara jasmani, dan siap menjadi
tumpuan harapan masa depan Indonesia. Keringat tipis di dahi mereka menjadi
bukti bahwa semangat mereka telah menyala sempurna.
Menyelami Imajinasi Bersama Pak Rio Arianto
Usai
bersenang-senang dengan senam, anak-anak diarahkan menuju aula utama. Di sana,
seorang narasumber yang ahli di bidangnya telah menunggu. Beliau adalah Pak Rio Arianto, S.Sn., seorang
seniman dan pendidik yang memiliki kemampuan luar biasa dalam memancing
kreativitas anak.
Tema
materi hari itu sangat menarik: Menggambar
dan Mendeskripsikan Gambar. Pak Rio tidak hanya mengajarkan teknik
menarik garis, tetapi ia mengajarkan cara "berbicara" melalui gambar.
"Gambar adalah bahasa visual. Sebelum kalian menulis kata, kalian sudah
bisa bercerita lewat coretan," ujar Pak Rio dengan nada yang memotivasi.
Suasana
aula menjadi sunyi sejenak saat anak-anak mulai berkonsentrasi di atas kertas
mereka. Ada yang menggambar pemandangan alam Bengkulu, ada yang menggambar
karakter pahlawan, hingga ilustrasi impian masa depan. Namun, tantangan
sesungguhnya dimulai saat mereka diminta menuliskan narasi atau deskripsi dari
gambar tersebut. Di sinilah kemampuan literasi mereka diuji. Bagaimana mengubah
imajinasi visual menjadi rangkaian kalimat yang bermakna?
Satu
per satu siswa menunjukkan keberanian yang luar biasa. Tanpa ragu, mereka maju
ke depan panggung, memegang hasil karya mereka dengan bangga, dan membacakan
narasi yang mereka buat. Ada yang bercerita tentang kasih sayang orang tua,
keindahan bunga Rafflesia, hingga cita-cita menjadi astronot. Keberanian mereka
mempresentasikan karya di depan teman-teman dan para ahli adalah kemenangan
kecil yang akan berdampak besar bagi kepercayaan diri mereka di masa depan.
Potensi yang Tak Terbatas
Di
sela-sela berakhirnya sesi materi, saya menyempatkan diri untuk berbincang
lebih dalam dengan Pak Rio Arianto. Sebagai pendidik, saya ingin tahu bagaimana
sudut pandang seorang ahli melihat anak-anak kami.
"Bagaimana
menurut Bapak tentang hasil karya anak-anak hari ini?" tanya saya.
Pak
Rio tersenyum lebar sambil mengangguk mantap. Beliau menjawab dengan nada penuh
keyakinan, "Anak-anak ini sangat berpotensi dan layak, Pak. Kreativitas
dan cara mereka menyusun narasi sudah sangat baik. Ini adalah modal yang luar
biasa, patut untuk dilanjutkan dan diasah lebih tajam lagi saat mereka
menginjak jenjang SMP nanti."
Mendengar
hal itu, hati saya membuncah. Ada rasa bangga sekaligus tanggung jawab besar
untuk terus mengawal potensi ini. Kata-kata Pak Rio menjadi doa dan harapan
agar lulusan SDIT Iqra’ 1 tidak hanya pintar secara akademis, tetapi juga
memiliki kedalaman rasa dan kemampuan berkomunikasi yang mumpuni.
Wejangan Berharga dari Ibu Kepala Balai
Acara
mencapai puncaknya saat Kepala Balai Bahasa Provinsi Bengkulu, Ibu Andriana Yohan, S.S., M.A.,
memberikan sambutan penutup. Kehadiran beliau memberikan kesan mendalam bagi
kami semua. Beliau menyampaikan pesan yang sangat fundamental melalui prinsip Trigatra Bangun Bahasa.
Dengan
penuh keibuan namun tegas, beliau mengingatkan:
- Utamakan Bahasa Indonesia: Sebagai identitas pemersatu bangsa.
- Lestarikan Bahasa Daerah: Sebagai akar budaya dan kekayaan jati diri.
- Kuasai Bahasa Asing: Sebagai alat untuk menaklukkan tantangan global.
Prinsip
ini seolah menjadi "bekal sakti" bagi siswa-siswi yang akan segera
lulus dari bangku sekolah dasar. Tidak hanya memberikan ilmu, Ibu Andriana juga
memberikan apresiasi nyata berupa hadiah buku bacaan sebanyak 10 eksemplar.
Buku-buku ini bukan sekadar kertas terjilid, melainkan jendela dunia yang
dibawa pulang ke sekolah untuk terus memupuk minat baca para siswa.
Penutup: Pulang Membawa Cahaya
Kunjungan
ke Balai Bahasa Provinsi Bengkulu hari itu berakhir dengan penuh kesan. Kami
pulang tidak dengan tangan hampa. Ada buku-buku baru di tangan, ada sertifikat
penghargaan, namun yang paling utama adalah ada "cahaya" baru di
pikiran anak-anak.
Mereka
belajar bahwa bahasa bukan sekadar pelajaran di sekolah, melainkan alat untuk
berkarya, mengekspresikan diri, dan mencintai tanah air. Perjalanan singkat ini
diharapkan menjadi titik balik bagi siswa kelas 6 SDIT Iqra’ 1 untuk menjadi
generasi yang literat, berbudaya, dan siap menghadapi dunia dengan tetap
menjunjung tinggi bahasa persatuan.
Terima
kasih Balai Bahasa Provinsi Bengkulu. Hari ini, kami tidak hanya berkunjung,
kami sedang menanam benih masa depan.

No comments:
Post a Comment
Terima kasih atas kunjungannya semoga menginspirasi jangan lupa tulis komentarmu di kolom komentar dan dapatkan informasi terbaru di setiap postingan. Jangan lupa follow akun Instagram @efrideplin dan Twitter @efrideplin Tiktok @EfriDeplin juga YouTube Efri Deplin dan MrDeplinChannel. Terima kasih semoga menginspirasi.