Ulang Janji dan Renungan

Mengukuhkan Janji Setia: Merenungkan Makna di Balik Ulang Janji Pramuka

Pada malam yang sarat makna, tepatnya Rabu, 13 Agustus 2025, suasana khidmat menyelimuti seluruh peserta yang hadir dalam Upacara Ulang Janji Gerakan Pramuka Kwartir Cabang Kota Bengkulu. Acara yang bukan sekadar seremonial belaka ini, melainkan sebuah manifestasi pengabdian, kembali meneguhkan komitmen para anggota Pramuka untuk setia pada janji dan darma bakti mereka. Di bawah kepemimpinan Kak Ronny PL Tobing, S.H., Ketua Kwarcab Kota Bengkulu, kegiatan ini menjadi wadah untuk merenungkan kembali arti menjadi seorang Pramuka sejati.

Upacara Ulang Janji merupakan momen krusial dalam kehidupan Gerakan Pramuka. Janji yang diucapkan, yaitu Trisatya, bukanlah sekadar deretan kata tanpa makna. Trisatya adalah sumpah sakral yang menjadi landasan moral dan etika setiap Pramuka. Ulang janji berarti menegaskan kembali kesediaan untuk mengamalkan Trisatya dalam setiap sendi kehidupan, baik di lingkungan Pramuka maupun di tengah masyarakat luas. Hal ini menunjukkan bahwa spirit kepramukaan tidak terbatas pada kegiatan berkemah atau PBB, tetapi meresap ke dalam karakter dan tindakan sehari-hari.

 

Kehadiran yang Menginspirasi

Kehadiran berbagai elemen penting Gerakan Pramuka dalam acara ini menunjukkan soliditas dan semangat kebersamaan yang kuat. Mulai dari Wakil Ketua Kwarcab, perwakilan Kwartir Ranting (Kwarran), Pembina Gugus Depan se-Kota Bengkulu, hingga Pramuka Penegak dan Pandega, semua bersatu dalam satu tujuan. Kehadiran mereka bukan hanya sebagai pengisi acara, melainkan sebagai saksi dan pelaku dari sebuah tradisi yang mengukuhkan jati diri. Interaksi antar generasi dalam forum ini juga menjadi ajang transfer ilmu dan pengalaman, di mana para pembina dapat terus memotivasi para penegak dan pandega untuk menjadi teladan bagi adik-adik mereka.

Dalam sambutannya, Kak Ronny PL Tobing secara tulus menyampaikan rasa terima kasihnya. Ia menekankan bahwa keikhlasan para peserta untuk hadir dan mengulang janji merupakan wujud nyata dari kecintaan mereka pada Gerakan Pramuka. Pernyataan ini menjadi pengingat bahwa dedikasi dalam Pramuka haruslah didasari oleh sukarela dan hati yang ikhlas, bukan paksaan. Dedikasi seperti inilah yang akan melahirkan kader-kader pemimpin bangsa yang tangguh dan berintegritas.

 

Pengakuan dan Penghargaan

Selain menjadi ajang introspeksi, acara Ulang Janji ini juga menjadi momentum untuk memberikan apresiasi. Di sela-sela kegiatan, dilaksanakan penyematan Tanda Penghargaan Orang Dewasa (TPOD) berupa Dharmabakti, Pancawarsa I, dan Pancawarsa II. Penghargaan ini diberikan sebagai bentuk pengakuan atas pengabdian, loyalitas, dan dedikasi yang telah ditunjukkan oleh para anggota dewasa Gerakan Pramuka.

Penghargaan Dharmabakti diberikan kepada mereka yang telah memberikan darma bakti dan pengorbanan yang luar biasa demi kemajuan Gerakan Pramuka. Sementara itu, Pancawarsa diberikan untuk mengapresiasi masa bakti yang telah diabdikan dalam Gerakan Pramuka, yang dihitung dalam satuan lima tahunan. Penghargaan ini menjadi simbol kehormatan yang tidak ternilai, memotivasi para penerima untuk terus berkarya, serta menjadi inspirasi bagi anggota Pramuka lainnya untuk terus mengabdi.

 

Merenungkan Makna Janji

Bagian paling menyentuh dari upacara ini adalah sesi renungan suci. Diiringi dengan kata-kata yang penuh makna dan mendalam, para peserta diajak untuk merenungkan kembali janji dan tanggung jawab mereka. Suara-suara merdu menyanyikan lagu Indonesia Raya, Hymne Pramuka, dan Mars Jayalah Pramuka secara khidmat, menggugah semangat nasionalisme dan kecintaan terhadap Gerakan Pramuka. Melalui renungan ini, setiap anggota diajak untuk kembali mengingat akar dari gerakan ini, yakni semangat patriotisme, persatuan, dan pengabdian tanpa pamrih. Ini adalah momen untuk memurnikan niat, membersihkan hati, dan memantapkan langkah ke depan.

Kak Ronny PL Tobing dalam penutupnya memberikan pesan yang sangat kuat. Ia menegaskan bahwa seluruh prosesi Ulang Janji dan Renungan Suci ini harus menjadi fondasi untuk terus berkarya. "Semua proses sudah diikuti dan dilaksanakan agar untuk bersama-sama meneruskan pengabdian, dengan mendukung kegiatan kepramukaan di wilayah dan sekolah masing-masing," ujarnya. Pesan ini bukan hanya ajakan, tetapi juga instruksi strategis. Ia ingin memastikan bahwa semangat yang membara pada malam itu tidak padam, melainkan ditransformasikan menjadi aksi nyata.

 

Langkah Nyata untuk Masa Depan

Komitmen untuk mengaktifkan kembali Kwartir Ranting, Saka, dan Gugus Depan adalah kunci. Kwartir Ranting adalah ujung tombak Gerakan Pramuka di tingkat kecamatan. Jika Kwarran aktif, maka kegiatan kepramukaan di setiap gugus depan akan hidup. Begitu pula dengan Saka (Satuan Karya) yang fokus pada bidang-bidang spesifik, seperti Saka Bhayangkara, Saka Dirgantara, atau Saka Bahari, yang berperan penting dalam pembinaan minat dan bakat Pramuka Penegak dan Pandega.

Melalui keaktifan di tingkat akar rumput ini, Pramuka dapat terus berkiprah dan berbuat untuk meningkatkan sumber daya manusia di tengah masyarakat. Peran Pramuka dalam membantu masyarakat, seperti dalam kegiatan sosial, penanggulangan bencana, hingga edukasi kesehatan, sangatlah vital. Dengan semangat pengabdian yang terus berkobar, Pramuka menjadi garda terdepan dalam membentuk karakter generasi muda yang berintegritas, mandiri, dan berjiwa sosial tinggi.

Terakhir, pesan untuk "menjaga kedaulatan negara" adalah penegasan bahwa Pramuka tidak hanya berfokus pada pembinaan internal, tetapi juga memiliki peran strategis dalam skala yang lebih besar. Dengan menanamkan nilai-nilai kebangsaan dan cinta tanah air sejak dini, Gerakan Pramuka turut serta dalam memperkuat fondasi kebangsaan dan menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Ulang Janji yang dilaksanakan pada malam itu bukan hanya sekadar acara seremonial, tetapi sebuah janji seumur hidup untuk terus mengabdi, berbakti, dan berkarya demi kejayaan bangsa.