Kata-kata Surga

Bismillahi.. Kata-kata Surga "Ha ha ha.." Sabrina tertawa diiring gemuruhnya lokal 6C dengan tepuk tangan dan sorak sorai teman-teman. Aku pada waktu itu sedang memegang sapu. Bukan untuk menyapu ya, sambil cari ide untuk pose buku tahunan. Sabrina tidak percaya dia bisa main drama. Tumbuh semangatnya ketika teman-teman memberikan dukungan. Maklum, Sabrina dikenal banat yang pendiam. Tapi dia tetap memiliki banyak teman.

Hari itu, setelah makan siang selesai dia berlatih untuk pementasan drama di dalam kelas. Sekalian piket siang. Setelah kami selesai menyapu ruang kelas sampai bersih. Aku menyapu di teras depan dan mengelap kaca jendela. Aku pikir Sabrina lanjut mengepel lantai. Tapi.. sepertinya ada yang beda.

Ternyata di ujung kelas enam sekelompok anak banat berjalan sambil mengendap-endap melihat-lihat ke dalam. Aku akhirnya penasaran. Mereka lupa kalau aku juga memperhatikan gerak-gerik mereka. Diplomasi bilateral pun terjalin. Intinya mereka mau melihat Sabrina di dalam.
Aku selesaikan tugasku dan kami semua melihat aksi Sabrina dari jendela. Sabrina tanpa canggung memerankan tokoh pejuang Palestina. Dengan bersenjatakan kemoceng dan tissue tipis sebagai cadarnya. Kami semua tercengang, mata kami saling berpandangan dan keheranan. Apakah benar ia Sabrina yang pendiam. "Kami tidak takut dengan kalian wahai Yahudi Laknatullah, Allahu Akbar"! dooor.. dooor.. dooor.. sambil ia mengarahkan ke kanan dan ke kiri kemoceng yang ada di  tangannya.

Kami semua kompak dan membuka pintu bersama-sama. "Sabrina..." teriak kami.  Terlihat Sabrina memperhatikan posisinya ia sadar ada yang mengamati, nampak sekali kalau ia malu. Kami semua saling berpelukan. Peran ini sangat dikuasainya. Kami semua tertawa. "Maaf ya teman-teman" sambil lihat papan tulis. "Iya Sabrina sholehaa"

Kamipun bergegas ke masjid. "Banat yang cantik piket yang bersih ya.. Shalat jangan sampai telat"

kata-kata itu membius kami semua.

@30haribercerita
#30haribercerita2018
#30hbc1823
#30hbc1823