Post Page Advertisement [Top]

Edukasi

Corong Berhitung

“CORONG BERHITUNG”

BAB I

PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG

Matematika merupakan suatu ilmu pengetahuan yang universal yang dibangun oleh kesepakatan berbentuk aksioma, dalil, postulat, teorema, dan rumus-rumus, sehingga matematika menjadi salah satu materi pelajaran wajib yang diajarkan di setiap sekolah.

Adapun tujuan khusus dari pelajaran matematika adalah melatih cara berpikir dan bernalar dalam menarik kesimpulan, mengembangkan aktivitas kreatif yang melibatkan imajinasi, intuisi, dan penemuan dengan mengembangkan pola pemikiran, mengembangkan kemampuan mengembangkan masalah, dan mengembangkan kemampuan menyampaikan informasi atau mengkomunikasikan gagasan.

Matematika mempunyai peranan yang sangat penting dalam berbagai disiplin ilmu dan memajukan daya pikir manusia, namun matematika justru menjadi pelajaran yang paling tidak disukai oleh siswa karena dipandang rumit dan tidakmenarik.Salah satu penyebab dari timbulnya rasa tidak suka pada pelajaran matematika yaitu kurangnya variasi penyampaian materi pelajaran. Salah satu cara untuk mengatasi hal tersebut adalah dengan menggunakan alat peraga dan media pembelajaran dalam menyampaikan materi ajar.

Pengertian Media Pembelajaran

Kata media berasal dari bahasa latin yaitu medius yang secara harfiah berarti perantara. Gerlac & Ely (1971) mengatakan bahwa media dipahami secara garis besar adalah manusia materi atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, dan sikap. Pengertian media dalam proses belajar mengajar cenderung diartikan sebagai alat-alat grafis, photo grafis atau elektronis untuk menangkap, memproses, dan menyusun kembali informasi visual atau verbal.

Batasan media yang dikemukakan oleh para ahli diantaranya adalah AECT (asosiatipn of Education and Communication Technologi, 1997) memberi batasan tentang media sebagai segala bentuk dan saluran yang digunakan untuk menyampaikan pesan, selain itu menurut Fleming (1987 :234) media adalah penyebab atau alat yang turut campur tangan dalam dua pihak dan mendamaikan media dapat mengatur hubungan yang efektif antara dua pihak utama dalam proses pembelajaran siswa dan isi pelajaran. Selain itu media dapat pula mencerminkan pengertian bahwa setiap sistem pengajaran yang melakukan peran mediasi. Mulai dari guru, sampai pada peralatan yang paling canggih, dapat disebut sebagai media. Dengan kata lain media dapat diartikan sebagai alat penyampaian pesan-pesan pengajaran.

Heinichdan, dan kawan-kawan (1982) mengemukakan istilah media sebagai perantara yang mengantar informasi antara sumber dan penerima. Televisi, film, foto, radio, rekaman audio, gambar yang diproyeksikan, bahan-bahan cetakan dan sejenisnya adalah media komunikasi, apabila media itu membawa pesan-pesan yang bertujuan instruksional atau mengandung maksud-maksud pengajaran maka media itudisebut media pengajaran/pembelajaran. Media pembelajaran diartikan sebagai semua benda yang menjadi perantara dalam terjadinya pembelajaran. Berdasarkan fungsinya media dapat berbentuk alat peraga dan sarana. Menurut Estiningsih (1994) alat peraga merupakan media pembelajaran yang mengandung atau membawakan ciri-ciri dari konsep yang dipelajari. Sedangkan Sarana merupakan media pembelajaran yang fungsi utamanya sebagai alat bantu untuk melakukan kegiatan belajar mengajar. Dengan menggunakan sarana tersebut diharapkan dapat memperlancar kegiatan belajar mengajar. Contoh media pembelajaran yang berupa sarana adalah: papan tulis, penggaris, jangka, klinometer, timbangan, Lembar Kerja (LK), Lembar Tugas (LT) dan sebagainya.

Ciri-ciri Media Pembelajaran

Gerlach dan Erly 91971) mengemukakan tiga ciri media yang merupakan petunjuk mengapa media dipergunakan dan apa saja yang dapat dilakukan oleh media yang guru mungkin tidak mampu atau kurang efisien untuk melakukannya.

Adapun ciri-ciri media pendidikan/pembelajaran tersebut antara lain :

· Ciri Fiksatif

Ciri ini menggambarkan kemampuan media merekam, menyimpan, melestarikan dan merekonstruksi suatu peristiwa atau obyek. suatu peristiwa atau obyek dapat diurut dan disusun kembali dengan media seperti fotografi, video tape, disket komputer dan film. Suatu obyek yang telah diambil gambarnya (direkam) dengan kamera dapat dengan mudah diproduksi kapan saja diperlukan.

· Ciri Manipulatif

Ciri manipulatif yaitu dimana suatu kejadian yang memakan waktu berhari-hari dapat disajikan pada siswa dalam waktu dua atau tiga menit dengan tehnik pengambilan gambar time lapse recording.

· Ciri Distributif

Ciri distributif yaitu suatu ciri dimana dimungkinkannya suatu objek ditransformasikan melalui ruang, dan secara bersamaan kejadian tersebut disajikan kepada sejumlah besar siswa dengan stimulus pengalaman yang relatif lama mengenai kejadian ini.

Fungsi dan Peranan/Maksud Penggunaan Alat Peraga

Dalam proses pembelajaran alat peraga berfungsi

Memberi selingan dengan  humor untuk memperkuat minat siswa belajar.

menghibur siswa agar pembelajaran tidak membosankan.

memfokuskan perhatian siswa pada materi pelajaran secara kongkrit.

melibatkan siswa dalam proses belajar sebagai pengalaman nyata.

Meningkatkan motivasi siswa belajar karena peraga dapat merangsang tumbuhnya perhatian serta mengembangkan keterampilan

Alat peraga membuat siswa menjadi lebih aktif berpikir dan mengembangkan kemampuan berpikir kritis karena siswa tidak sekedar mengingat dan mendengarkan, namun mengembangkan pikirannya dengan fakta

Alat peraga lebih meningkatkan interaksi antar siswa dalam kelas sehingga belajar dapat berkembang dinamis.

Penggunaan alat peraga memenuhi kebutuhan belajar sesuai gaya belajar siswa dalam satu kelas.

Agar siswa lebih mudah memahami dan mendalami konsep-konsep serta peristilahan, kepadanya perlu diperkenalkan contoh-contoh yang kongkret. Salah satu cara yang dapat ditempuh yaitu dengan alat bantu pembelajaran atau lazim disebut alat peraga.

Adapun maksud digunakannya alat peraga dalam pembelajaran matematika adalah:

Mempermudah dalam hal pemahaman konsep-konsep dalam matematika.

Memberikan pengalaman yang efektif bagi siswa dengan berbagai kecerdasan yang berbeda.

Memotivasi siswa untuk menyukai pelajaran matematika.

Memberikan kesempatan bagi siswa yang lebih lamban berpikir untuk menyelesaikan tugas dengan berhasil.

Memperkaya program Pembelajaran bagi siswa yang lebih pandai.

Mempermudah abstraksi.

Efisiensi waktu.

Menunjang kegiatan matematika di luar sekolah.

 

d.    Syarat dan Kriteria Alat Peraga

Menurut E.T Rusefensi beberapa persyaratan alat peraga antara lain :

Tahan Lama

Bentuk dan warnanya menarik

Sederhana dan mudah dikelola

Ukurannya sesuai

Dapat menyajikan konsep matematika baik dalam bentuk real, gambar, atau diagram

Sesuai dengan konsep matematika

Dapat memperjelas konsep matematika kadan bukan sebaliknya

Peragaan itu supaya menjadi dasar bagi tumbuhnya konsep berfikir abstrak bagi siswa

Menjadikan siswa belajar aktif dan mandiri dengan memanipulasi alat peraga

Bila mungkin alat peraga tersebut bisa berfaedah lipat (banyak)

Kriteria menggunakan alat peraga sangat bergantung pada :

Tujuan (obyektif)

    Pemilihan kriteria alat peraga yang tepat dapat mempengaruhi tujuan pengajaran yang akan dicapai apakah alat peraga tersebut mampu meningkatkan domain, cognitif, psikomotor yang merupakan tujuan dari sebuah pembelajaran.

Materi Pelajaran

Alat peraga biasanya dipakai untuk membantu siswa dalam memahami sebuah konsep dasar dalam materi pembelajaran matematika sehingga memudahkan siswa dalam pemahaman materi dalam ruang lingkup dan kesukaran yang lebih tinggi.Peragaan untuk konsep dasar digunakan untuk mempermudah konsep selanjutnya.

Strategi Belajar Mengajar

Dengan menggunakan alat peraga maka akan mempermudah guru di dalam menerapkan strategi di dalam mengajar. Pengunaan alat peraga merupakan strategi pengajaran dalam metode penemuan ataupun permainan.

Kondisi

Media alat peraga membantu guru pada kondisi-kondisi tertentu misalnya saja pada kondisi kelas yang penuh dengan siswa sehingga diperlukan pengeras suara untuk mempermudah guru agar dapat didengar oleh siswanya saat menjelaskan materi.

Siswa

Pemilihan alat peraga disesuaikan dengan apa yang disukai oleh anak misalnya saja alat peraga yang berupa permainan namun hal tersebut tentunya tidak lepas dari tujuan pembelajaran.

 

    Kata keterampilan memiliki arti yang sama dengan kecekatan. Keterampilan atau kecekatan adalah kepandaian melakukan suatu pekerjaan dengan cepat dan benar. Seseorang yang dapat melakukan sesuatu dengan cepat tetapi salah atau melakukan sesuatu dengan benar tetapi lambat, tidak dapat dikatakan terampil. Seseorang yang terampil dalam suatu bidang tidak ragu-ragu melakukan pekerjaan dalam bidang tersebut, seakan-akan tidak dipikirkan lagi bagaimana melaksanakannya, dan tidak ada kesulitan-kesulitan yang menghambat. Keterampilan dapat diperoleh dengan cara berlatih terus menerus dan berulang-ulang. Keterampilan sering diartikan sebagai sesuatu yang berkaitan dengan pekerjaan fisik, padahal keterampilan lebih luas lagi cakupannya. Selain pekerjaan fisik, keterampilan juga mencakup pekerjaan non fisik seperti berfikir. Keterampilan fisik misalnya seseorang yang cekat dalam membuat kerajinan.Keterampilan yang berkaitan dengan berfikir salah satunya adalah cekat dalam melakukan operasi hitung pada mata pelajaran matematika.Jikaseseorang dapat melakukan operasi hitung dengan cekatan, maka dapat dikatakan terampil.

    Ada beberapa operasi hitung yang dapat dikenakan pada bilangan.Operasi-operasi tersebut adalah: (1) penjumlahan; (2) pengurangan; (3) perkalian; (4) pembagian. Operasi-operasi tersebut memiliki kaitan yang sangat erat sehingga pemahaman konsep dan keterampilan melakukan operasi yang satu akan mempengaruhi pemahaman konsep dan keterampilan operasi yang lain. Oleh karenan itu sangat penting untuk menanamkan konsep tentang operasi-operasi tersebut secara baik dan benar kepada siswa yang masih duduk di kelas awal yaitu kelas 1 dan 2 SD sehingga pada tingkatan kelas berikutnya siswa telah terampil dalam operasi tersebut dan tidak mengalami kesulitan.

Membelajarkan anak didik dengan cara PAKEM, PAKEMI, PAIKEM atau istilah lainnya yang sejenis berkonotasi Active Learning bukan hanya hiasan di bibir semata. Dibutuhkan kreatifitas guru untuk mewujudkannya. Salah satu cara mewujudkan hal itu adalah melahirkan APM (Alat Peraga Murah) berinisial “Corong Berhitung” sebagai media yang dapat digunakan dalam pembelajaran pada mata pelajaran Matematika mengenai penjumlahan bilangan bulat positif, pengurangan bilangan bulat positifdan perkalian sebagai penjumlahan berulang di kelas awal yakni kelas 1 dan 2 SD.

 

1.2    RUMUSAN MASALAH

    Adapun rumusan masalah berdasarkan latar belakang adalah sebagai berikut:

Apa deskripsi alat peraga tersebut ?

Apa saja alat dan bahan yang diperlukan untuk pembuatan alat peraga corong berhitung ?

Apa langkah-langkah pembuatan alat peraga tersebut?

Apa konsep Matematika yang terkait dengan alat peraga tersebut ?

Apa saja cara penggunaan di kelas alat peraga tersebut ?

Apa saja rincian biaya yang diperlukan dalam pembuatan alat peraga ini ?

 

1.3    TUJUAN 

    Berdasarkan latar belakang penulisan dan rumusan masalah makalah ini di atas maka, tujuan yang ingin dicapai adalah sebagai berikut :

Mengetahui deskripsi alat peraga tersebut

Mengetahui alat dan bahan dalam pembuatan alat peraga tersebut

Mengetahui langkah-langkah pembuatan alat peraga tersebut

Mengetahui konsep matematika yang terkait dengan alat peraga tersebut

Mengetahui cara penggunaan dari alat peraga tersebut.

Mengetahui rincian biaya yang diperlukan dalam pembuatan alat peraga tersebut.

 

 

BAB II

PEMBAHASAN

2.1    DESKRIPSI ALAT PERAGA

    Alat peraga yang saya buat ini dinamakan “Corong Berhitung”.Dinamakan cororng berhitung karena dalam penggunaanya menggunakan media corong ini untuk melakukan operasi penjumlahan, penggurangan dan perkalian.Berikut ini gambar dari alat peraga corong berhitung.

Keterangan :

Corong (berfungsi sebagai tempat memasukkan keong dan membantu operasi hitung)

Keong Polos dan berwarna (sebagai bilangan yang akan dikenakan operasi hitung)

Laci (berfungsi sebagai tempat untuk melihat hasil operasi hitung)

2.2    BAHAN DAN ALAT

    Adapun bahan dan alat yang dipergunakan ialah sebagai berikut:

2.2.1    Bahan :

Triplek ukuran 70cm x 23cm

Kardus 70cm x 30cm x 23cm

Lem

8 botol bekas air mineral ukuran sedang

Cat

Keong ( berwarna dan polos)

Kain flannel

Angka-angka

 

2.2.2    Alat :

Gunting

Pisau

Gergaji

Kuas

Pensil

Penggaris

 

2.3    CARA PEMBUATAN

Langkah-langkah dalam membuat alat peraga corong berhitung ini adalah sebagai berikut :

Potong botol air mineral menggunakan pisau. Ambil bagian atasnya saja.

Susun mendatar ke 8 bagian atas botol tersebut di atas permukaan kardus yang telah dilem dengan potongan triplek (ukuran triplek disesuaikan dengan ukuran permukaan kardus). Atur jaraknya, kemudian buat lubang sebesar mulut botol.

Cat corong yang telah dibuat dari potongan botol air mineral tadi dan jemur hingga catnya mengering.

Potong bagian depan permukaan kardus menggunakan pisau sehingga membentuk sebuah persegi dengan panjang disesuaikan dengan lebar botol yang tersusun.

Buat laci dengan menggunakan triplek yang ukurannya disesuaikan dengan bagian depan kardus yang telah dipotong tadi. di mana botol terletak di bagian bawah atasnya.

Setelah lacinya jadi, laci dan juga kardus tersebut kemudian dilapisi dengan kain flannel.

Jika cat pada corong telah mengering , kardus dan lacinya telah dilapisi dengan kain flanel maka letakkan laci tersebut pada bagian depan kardus yang telah dipotong tadi dan juga atur corong di bagian atasnya.

Letakkan angka-angka di bagian atas kardus tegak lurus dengan corong yang telah disusun.

 

2.4    KONSEP MATEMATIKA TERKAIT

Ada beberapa operasi hitung atau operasi dasar yang dapat dikenakan pada bilangan. Operasi-operasi tersebut adalah: (1) penjumlahan; (2) pengurangan; (3) perkalian; (4) pembagian. Operasi-operasi tersebut memiliki kaitan yang sangat erat sehingga pemahaman konsep dan keterampilan melakukan operasi yang satu akan mempengaruhi pemahaman konsep dan keterampilan operasi yang lain.

Operasi penjumlahan pada dasarnya merupakan suatu aturan yang mengaitkan setiap pasang bilangan dengan bilangan yang lain. Operasi penjumlahan ini mempunyai beberapa sifat yaitu: sifat tertutup,sifat pertukaran(komutatif), sifat identitas, dan sifat pengelompokan (asosiatif).

a. Sifat tertutup
Pada penjumlahan bilangan bulat, selalu menghasilkan bilangan bulat juga. Hal ini dapat dituliskan sebagai berikut. Untuk setiap bilangan bulat a dan b, berlaku a + b = c dengan c juga bilangan bulat.

b. Sifat komutatif
Sifat komutatif disebut juga sifat pertukaran. Penjumlahan dua bilangan bulat selalu diperoleh hasil yang sama walaupun kedua bilangan tersebut dipertukarkan tempatnya. Hal ini dapat dituliskan sebagai berikut. Untuk setiap bilangan bulat a dan b, selalu berlaku a + b = b + a.

c. Mempunyai unsur identitas
Bilangan 0 (nol) merupakan unsur identitas pada penjumlahan. Artinya, untuk sebarang bilangan bulat apabila ditambah 0 (nol), hasilnya adalah bilangan itu sendiri.Hal ini dapat dituliskan sebagai berikut. Untuk sebarang bilangan bulat a, selalu berlaku a + 0 = 0 + a = a.

d. Sifat asosiatif
Sifat asosiatif disebut juga sifat pengelompokan. Sifat ini dapat dituliskan sebagai berikut.
Untuk setiap bilangan bulat a, b, dan c, berlaku (a + b) + c = a + (b + c).

Operasi pengurangan merupakan kebalikan dari operasi penjumlahan, tetapi operasi pengurangan tidak memiliki sifat yang dimiliki operasi penjumlahan. Operasi pengurangan tidak memenuhi sifat pertukaran, sifat identitas, dan sifat pengelompokan.
Operasi perkalian dapat didefinisikan sebagai penjumlahan berulang.

Jika n adalah sebarang bilangan bulat positif maka:

            n x a = a + a + a + … + a (sebanyak n suku)

Misalkan pada perkalian 4 x 3 dapat didefinisikan sebagai 3 + 3 + 3 + 3 = 12 sedangkan 3 x 4 dapat didefinisikan sebagai 4 + 4 + 4 = 12. Secara konseptual, 4 x 3 tidak sama dengan 3 x 4, tetapi jika dilihat hasilnya saja maka 4 x 3 = 3 x 4. Dengan demikian operasi perkalian memenuhi sifat pertukaran. Operasi perkalian memenuhi sifat identitas. Ada sebuah bilangan yang jika dikalikan dengan setiap bilangan, maka hasilnya tetap bilangan itu sendiri. Bilangan tersebut adalah 1. Jadi jikaa x 1 = a. Operasi perkalian juga memenuhi sifat pengelompokan. Untuk setiap bilangan a, b, dan c berlaku: (a x b) x c = a x (b x c). Misalkan untuk operasi bilangan cacah (2 x 3) x 4 = 2 x (3 x 4). Selain sifat-sifat tersebut, operasi perkalian masih mempunyai satu sifat yang berkaitan dengan operasi penjumlahan. Sifat ini menyatakan untuk bilangan a, b, dan c berlaku: a x (b + c) = (a x b) + (a x c). Sifat ini disebut dengan sifat penyebaran atau distributif.

 

2.5    CARA PENGGUNAAN DI KELAS

Adapun cara penggunaan di kelas:

Guru dapat membagi siswa ke dalam kelompok-kelompok.
Tiap kelompok mendapat satu alat peraga.
Guru menginstruksikan atau memberi beberapa contoh penggunaan alat peraga dari depan kemudian meminta siswa untuk mengikutinya hingga siswa mengerti/paham.
Guru memberikan beberapa contoh soal kepada siswa sehingga siswa dapat memanipulasi sendiri alat peraga tersebut secara mandiri.
Guru mengawasi kelompok-kelompok yang ada dan melihat serta menilai kemampuan siswa.

Guru dan siswa bersama mengambil kesimpulan.

 

Konsep Penjumlahan

Misalkan guru akan mengajarkan penjumlahan maka langkah-langkah yang dilakukan adalah :

Ambil 3 keong pertama (tanpa memandang keong polos atau berwarna)

 

 

Masukkan ke dalam corong yang ada (satu keong tiap corong)

 

 

Ambil 5 keong berikutnya sebagai bilangan kedua yang akan dijumlahkan.

 

Masukkan ke dalam corong yang ada (satu keong tiap corong)

 

Tarik laci yang ada untuk melihat hasil penjumlahan

 

 

 

Konsep Pengurangan

Pada konsep pengurangan, keong dibagi atas dua kelompok yaitu keong yang polos dan keong yang berwarna. Keong polos sebagai bilangan pertama ( bilangan pengurang ) sedangkan keong berwarna sebagai bilangan kedua yang akan dikurangkan. Pada operasi ini digunakan syarat, kerang yang berwarna tepat berpasangan dengan kerang polos, pasangan ini dihitung sebagai nol. Misalkan guru mengambil contoh , maka langkah-langkah yang dilakukan adalah :

Ambil 8 keong polos ( bilangan pengurang )

Masukkan ke dalam corong yang ada (satu keong tiap corong)

 

Ambil 5 keong berwarna ( bilangan yang akan dikurangkan )

Masukkan ke dalam corong yang ada (satu keong tiap corong)

 

Tarik laci untuk melihat hasil ( keong yang tidak mempunyai pasangan itulah hasilnya)

 

 

Konsep Perkalian Sebagai Penjumlahan Berulang

 

Pada operasi ini, disepakati bahwa :

 

Misalkan guru mengambil contoh perkalian maka langkah-langkah yang dapat dilakukan adalah :

Ambil 4 keong pertama lalu masukkan ke corong pertama

 

Ambil 4 keong lagi dan masukkan ke corong kedua

 

Ambil 4 keong lagi dan masukkan ke corong ketiga

 

 

Tarik laci untuk melihat hasil

 

Mengambil kesimpulan berdasarkan tabel yang telah disepakati di atas yaitu

 

2.6     RINCIAN BIAYA

 

 

BAB III

PENUTUP

 

3.1    KESIMPULAN

    Berdasarkan tujuan penulisan dan pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa alat peraga “Corong Berhitung” ini dengan bahan dan alat serta cara pembuatan dan penggunaan yang mudah maka dapat membantu guru dalam mengajarkan konsep penjumlahan, pengurangan dan perkalian sebagai penjumlahan berulang pada siswa yang duduk di kelas 1 dan 2 SD. Di mana operasi dasar hitung matematika harus ditanamkan secara benar dari kelas awal atau kelas rendah sehingga dapat membantu siswa untuk melangkah ke materi yang lebih sulit.

Tentang iklan-iklan ini

Bagikan:

Surat elektronik

Terkait

Alat peraga Matematika: Perkalian Kanada(By: Sarah J. Adu)

dalam "Alat Peraga Mabes"

Alat Peraga Matematika; By_ KALISTUS SERAN

dalam "Alat Peraga Mabes"

Alat Peraga Matematika; By_ PAULINA BUKU

No comments:

Post a Comment

Terima kasih atas kunjungannya semoga menginspirasi jangan lupa tulis komentarmu di kolom komentar dan dapatkan informasi terbaru di setiap postingan. Jangan lupa follow akun Instagram @efrideplin dan Twitter @efrideplin87 juga YouTube Efri Deplin. Terima kasih semoga menginspirasi.

Bottom Ad [Post Page]

| Designed by Colorlib