Friday 11 September 2020

Baca Berita di RRI Nginap di Tanah Patah


Hari itu tepatnya adalah hari pertamaku di kelas S1 seingatku Agustus 2005. Lantai 3 GKB 3 atau Gedung Kuliah Bersama (pada ga tahu kan kalau ga dibuat kepanjangan) FKIP UNIB (anak MIPA fisika room 21) harusnya aku duduk paling depan hari itu. Tapi aku memilih bangku tribun paling-paling atas (sengaja diulang) di auditorium RRI Bengkulu. Penasaran? Simak kisah berikut ini.


Sebelum tamat SMA aku memanfaatkan KTP yang baru didapatkan sejak beberapa bulan yang lalu. 

Persiapan satu dua buah lagu untuk di dunia kampus nanti sudah kupelajari dengan baik, ciee. Iya, lirik, momentum, penghayatan dari lagu Ada Band dengan judul Yang Terbaik Bagimu menjadi pilihan setelah sekian banyak gandre weleh weleh hehe aku pelajari hahaha. Sebenarnya ini lagu ada di sebuah komputer dalam bentuk file MP3, maaf bukan di disket 700MB ya hahaha dan warna suara dari Doni pas dengan suaraku hehe. kebalik mas bro wkwk🤣

Lagu lainnya aku dapat darimana coba? sudahlah jangan ragu untuk diunggkapkan, jiwa mudaku waktu itu ingin melepas penat dengan bersyair tipis tipis hehe. Aku membeli sebuah tape recorder sederhana di pasar Panorama. Aku jadi tahu beberapa stasiun radio swasta di kota Bengkulu. lagu-lagunya macem-macem. Tapi aku tidak terlalu sering mendengarkan. Faktanya kebanyakan lagu anak muda pada mirip-mirip semua, kalau tidak putus cinta, galau ada saja lirik tikung menikung hahaha. Iya dari pengalaman berselancar di dunia per-radioan, aku memilih Ada Band. Kenapa ga Nasyid? ga pedean🤭.

Aku juga tahu akhirnya ada yang memikat hati cielah, siaran dari Radio Pemerintah iya RRI. Aku juga akhirnya tahu siaran berita dari Pro 3 Jakarta yang sering dibawakan Kak Maulana mantan pelatih Paskibra kami di Kota Bengkulu. Berita pukul 11.00 wib dengan salam olahraga juga kerab mengisi hari ahadku. 

Wah sudah panjang lebar ya kemana-mana. Fokus-fokus.

Jadi aku juga sering menyimak berita pagi pukul 06.00 wib di frekuensi lokal FM Bengkulu. kebiasaan pagi ini akhirnya "membius" dengan sebuah kabar bahwa akan diadakan kontes event atau apalah waktu itu namanya. RRI Pro 1 Bengkulu sedang mencari bakat-bakat penyiar radio. Syaratnya punya KTP dan uang daftar 10rb waktu itu ga ada 10k. Otomatis aku mau daftar lah. Tujuannya untuk apa coba? uji nyali dan mujur kepilih bisa duduk manis cuap-cuap di dapur, aku pikir hahaha.

Jauh dari rencana masuk kuliah hari pertama. Pendaftaran lomba membaca berita di RRI saat itu benar-benar membuatku penasaran dan penuh semangat untuk mengikuti. Daftarnya pas aku masih SMA pelaksanaan saat aku pas masuk kuliah hari pertama. 

Hingga tiba hari H lomba.

Sebenarnya aku sudah siap ngampus. Sepatu, celana dasar ya hahaha, kemejaan pastinya, ga pake kaos kera ya dan sebuah tas. Tapi tekadku juga sudah bulat, mampir ke RRI, Wajib. Tidak ada tawar menawar lagi, dan grogiku muncul saat memasuki ruang seni teater, miriplah. Auditorium RRI kalau tidak salah ya, sudah penuh sesak guys. Dilihat-lihat wajahnya kok ini pada senior semua ya, dengar-dengar obrolan jelas sekali kalau disini kebanyakan mahasiswa sepintas mereka adalah mahasiswa Bahtera, Bahasa dan Sastra UNIB. 
Auditorium tampak luar

Latar belakang peserta lainnya aku kurang tahu. Aku fokus saja bagaimana teknik membawakan berita di radio beda dengan membawakan berita di tv. Itu saja modal, ingat ini semuanya direm biar fokus. Pesertanya ratusan guys, performa mereka juga secara visual sangatlah meyakinkan. lagi-lagi ini radio, kekuatan suara bukan penampilan visual bukan tipi gengs, hehe🤣.

Aku melipir duduk paling belakang. Tahu kan tempat paling belakang? paling atas, biar pede kalau clingak-clinguk soalnya di bangku depan sudah penuh, banyak kaum hawa yang mengisi.

Kami semuanya mengikuti tata tertib perlombaan dengan baik. Setelah semua disampaikan kita mendapatkan satu nomor undian. Kalau tidak salah aku mendapatkan undian nomor 90 untuk peserta kaki-laki. Jadi pesertanya dibedakan antara laki-laki dan perempuan guys. Kalau aku sebut waktu itu, ruang kecil itu kusebut tabung. Ada pintu, dinding kaca, lupa Mike nya berdiri atau digantung ya, atau di atas meja. Di atas meja sepetinya karena naskahnya saya ingat dilekatkan di atas sebuah meja saat dibacakan. Kami diberikan kesempatan membacakan dua berita utama. Satu berita umum dan satu berita olahraga. Subhanallah ini yang sering saya dengar selama ini.
Tampak samping di dekat mushala Annisa

Entah kenapa saya punya feeling jika akuhtu bisa mengalahkan diri sendiri atas dasar penasaran mampu ga baca berita radio? lah kalau baca berita tv kan acara 17 di sekolahan..hehe. Nah kembali ke topik, beruntung juga aku tidak dipanggil diurutkan awal. Nomkr kita dipanggil acak jadi semuanya harus siap jika dipanggil. Tiga kali dipanggil tidak muncul diskualifikasi. Bayangkanlah guys, jumlah kita ratusan dan baca 2 berita itu cukup membutuhkan waktu.

"Tepat pukul enam waktu Indonesia barat, Radio Republik Indonesia Bengkulu dengan warta berita dibacakan oleh Efri Deplin" Kalau tidak salah begini ya pembukanya. Ga bakal nemu angka, pakai jedah garis miring dan inti berita dibacakan setelahnya. Sudah lama ga dengar Radio guys. Ingat-ingat lupa akuhtu. 

Berita kedua aku membacakan berita kemenangan salah satu pembuluh tangkis kelas dunia dengan skor rubber set atas nama siapa ya lupa juga, udah lama sih, 15 tahun yang lalu haha.

Nah ini acara berlangsung dari pagi sampai sore baru diketahui pemenangnya. Secara semua bisa melihat dan mendengar dari balik kaca dan suara yang keluar dari Audio di dalam ruangan. Jika bagus, selain dewan juri kami semua bisa tahu siapa saja yang bagus-bagus. Jika ada salah satu kata atau gugup kita semua juga pada tahu. Peserta seakan diadili oleh peserta lainnya benar-benar menengangkan.

Beruntung aku bisa belajar dari kegugupan peserta yang tampil duluan, bisa belajar dari cara duduk tenang sebelum tanda dimulai ditekan, dan satu lagi jarak Mike dengan bibir, bukan mulut ya, bibir. Secara mikenya sensitif banget guys. Suara kita bening sembiriwing. Alhamdulillah aku mulus tanpa gugup. Yakin lolos? belum karena peserta lainnya cukup bagus. Tapi ada juga yang aku pikir bagus ternyata pada saat tampil tadi dianya "maaf, maaf" diulang lagi dan lagi. Kasian dia kayak frustasi, mungkin dia benar-benar pingin menang. Akuh sih ga beban memang.

 Pengumuman Pemenang ke Babak Final

Seingatku sekitar pukul 17san diumumkan siapa saja yang berhak masuk ke babak selanjutnya. What? jadi tadi penyisihan? oh my God. Iya benar ada babak selanjutnya yang disebut dengan final. Waduh sepertinya aku ga bakalan masuk ini, sudah sore perutku juga mulai keroncongan guys. Maklumilah kantong mahasiswa baru wkwk apa adanya. Ya sudah kita dengarkan saja pengumuman. Sekali lagi akutuh antusias bener dengan event ini untuk mengalahkan diri sendiri dari ketakutan dan meyakinkan akuhtu juga bisa bersaing. Ga muluk-muluk.

Saat tiba dewan juri memegang mike untuk pengumuman, suara di auditorium ini sejenak menjadi hening. Juri menyampaikan bahwa akan diambil sebanyak 10 pemenang dari tiap kategori, yakni 10 laki-laki dan 10 perempuan. Babak final akan dilaksanakan segera setelah Jedah istirahat shalat magrib isya. (Seingatku begitulah). Bahan materi akan diberikan saat akan dimulai babak final nanti.


"Yang berhak mengikuti ke babak final kategori pria dengan nomor" deg degan. Iya namaku dipanggil pertama kalinya. Aku masuk diantara 10 orang yang dinyatakan berhak ke babak final. Alhamdulillah wadai.. masa iya sih haha🤣. Didapatlah 20 orang terbaik, 10 laki-laki dan 10 perempuan. Kami bakal tampil lagi nanti malam langsung malam ini.

Aku mulai gelisah mau pulang ke kost tanggung tidak pulang amunisiku habis. Akuhtu ga ada kenalan satupun disini benar-benar ini anak apa maunya sih wkwkwk. Tenang guys nanti aku ceritain kisah selengkapnya ya.

Aku akhirnya beli lotek bareng peserta lainnya di seberang jalan, oh iya dekat dengan Bima 2000 sekarang. Ada Karbo juga ada sayuran. Aku biasanya makan dengan sayur mayur, daun hijau. Alhamdulillah cukuplah mengisi tenaga. Saatnya tiba aku merasa kurang percaya diri karena sainganku bukan sembarangan, kabaranya mereka dedengkot dan keluar masuk dapur studio. weleh.. berani jalan kedepan saja mujur akunya.

Entah faktor apalagi, apakah malam yang sudah dingin menusuk kulit atau rasa lapar yang kembali mendera atau grogi di depan dengan sedikitnya nominator di dalam room ini. Aku keseleo lidah saat membacakan tulisan dengan ejaan Inggris guys. Terasa sekali groginya, mungkin kali ini aku sudah menaruh beban pemenang dalam event ini tidak seperti di awal tadi. (Belajar ya dari sini guys). Kami tidak boleh meninggalkan lokasi sampai semua peserta selesai tampil. Pengumuman akan disampaikan saat berita pagi pukul 06.00 wib besok.

Nginap di Tanah Patah

Tak ayal, malam sudah semakin larut. Mungkin belum terlalu malam ya tapi saat di depan gerbang RRI aku perhatikan tidak ada angkot satupun yang lewat. Aku sempat berfikir akan jalan kaki saja ke Timur Indah. Hampir saja aku putus asa dan tanpa disangka-sangka ada satu peserta cewek yang menyapa. Dia bareng bapak dan ibunya kali dia dijemput ya sama Bapaknya. Singkat cerita, "Ya sudah nginap saja di rumah" tawar ibunya. Kok percaya langsung begitu saja sama akuh, kali good looking ye akuhnya hehe. Awalnya aku nolak, tapi ga ada lagi pilihan hari benar-benar sudah larut.

Ternyata rumahnya tidak jauh dari sini. Tanah Patah sebelah kiri masuk agak ke dalam gang ke kiri dan agak menurun, maklum malam hari jadi kurang jelas terlihat. Setelah sampai kami semua masuk ke rumah. Aku masuk setelah ditawarkan masuk, karena keramahan keluarga ini aku jadi tidak segan bersih badan dan ternyata disediakan pakaian ganti celana pendek dibawa lutut dan oblong. 

Karena hari sudah hampir larut kami tidak lama ngobrol kenalanlah sedikit, tapi maaf saya lupa bener dengan nama keluarga ini. Lupa namanya lupa juga lokasi persisnya. Setelah minum teh si Bapak mempersilahkan aku tidur di kamar depan di kamar Abang nya di cewek tadi, ada kasur busa satu di lantai. Aku tidur disana. Pesan beliau tidak perlu dipikirkan pengumuman besok pagi itu. Maksudnya kalau memang juara pastilah tidak akan tertukar.

Pagi menjelang aku berkemas dan bersiap-siap berangkat ke kampus dan berpamitan. Aku juga tidak berharap menang dari lomba kemarin dan tadi malam. Aku sempat sarapan bersama di Bapak lagi, kami ngobrol santai dan benar kabaranya namaku dan nama anaknya si cewek itu ga ada di kabar pagi pukul 06.00 tadi. Akumah santai.

Beliau berangkat kerja aku juga berpamitan untuk naik angkot hijau menuju UNIB, ngampus oi hehe dan tidak lupa mengucapkan terima kasih atas kebaikan beliau dan keluarga memberikan tempat istirahat malam tadi. Kisah terakhir ini seperti mimpi, benaran.

Beberapa hari kemudian aku kembali lagi ke RRI, kira-kira ada apa ya?



Selamat Hari Jadi RRI 11 September 1945 - 11 September 2020

18 comments:

  1. Menjadi kisah yg indah bila dikenang sekarang ya Pak..🤣

    ReplyDelete
  2. Luar biasa pengalaman nya... Mjd guru yg berharga

    ReplyDelete
  3. selalu ada orang baik yang menawarkan kita di saat paling sulit sekalipun. kira-kira itu kali ya pesan moral dari tullisan ini.btw, gimana kelanjutan lombanya? kira-kira ada apa ni disuruh balik lagi ke RRI? penasaran dong

    ReplyDelete
  4. Dirgahayu RRI ke 75. Kemarin teman-teman penyiar mengucapkan ini di medsos dan status WhatsApp. Keren jadi penyiar tuh... Benar2 berbakat.

    Ceritanya benar-benar membuatku seperti merasakan suasana lomba ala ala tahun 90an. Mengharukan dan bikin sendu gimana gitu. Hiks hiks... Dulu media radio tuh primadona bgt. Kebayang bejubel peserta ratusan dan ketegangan menghadapi giliran tampil ya mas... Hebat sudah masuk babak final. Pasti bakat penyiar nya sudah DNA tuh...

    Kok sedih gini ya... pengen balik ke masa lalu mengalami haru biru kompetisi di masa sekolah. hiks

    ReplyDelete
  5. Yaaah kirain endingnya.... Kecewa deh penonton eh pendengar. Ops salah pembaca dink. Btw jadi pengalaman indah ya kak. Hari gini susah nemuin keluarga yang baik gitu. Belum kenal sebelumnya lagi

    ReplyDelete
  6. Kalau menceritakan masa lalu rasanya bikin bahagia campur sama humor ya. Dulu saya juga pengen banget jadi penyiar radio (tapi kalau penyiar berita TV enggak, hehe). Tapi enggak pernah tahu atau mencari kesempatan seperti itu, akhirnya ya sekadar angan saja.

    ReplyDelete
  7. RRI .... Ya ampun, aku juga dulu hilir mudik ke RRI, tepatnya auditorium RRI Lampung. Ikut lomba2 lah hahaha
    Penyisihan, semifinal, final... Trus deg2 an.. eh gak menang.
    Ah.. tulisan ini jadi buat senyum2 sendiri ingat maa lalu hehe

    ReplyDelete
  8. Wah mas sepertinya kita satu angkatan, cuma beda kampus saja. Saya di Bogor. Hehehe. Selamat ulang tahun RRI. Semoga selalu jaya di udara.

    ReplyDelete
  9. Pengalaman yang tak pernah terlupakan. Awal yang bagus masuk nominasi ke babak Final aja sudah alhamdulillah banget itu dek.

    ReplyDelete
  10. Kunjungan perdana ke blog ini. Menarik ulasan tentang sejarah RRI. Sekarang sudah berusia 75 tahun. Serta pengalaman pribadi penulis yang begitu memorable. Sukses selalu

    ReplyDelete
  11. Wah pasti pengalaman yang tidak terlupakan ya? Ada rencana menekuni bidang itu

    ReplyDelete
  12. wah, jadi kenangan yang indah ya, ada lucunya ada bangganya.
    Bahan cerita yang menarik juga dituliskan di blog ini. Jadi ingat jama belum punya TV, radio kecil dibawa ke mana-mana sebagai hiburan

    ReplyDelete
  13. aku jadi penasaran banget loh nginap di tanah patah dengan merasakan sendirinya rasanya ingin eksplor daerah tempat RRI hehe karena RRI ini stasiun media pertama kali di Indonesia

    ReplyDelete
  14. Baca ceritamu yang ditawari menginap di ruamh temen, aku lgs inget sama temenku yang baru kenal sekitar beberapa minggu di tempat kerja. Waktu itu kami berencana hiking bareng ke Merapi. Sampai di Jogja, Kakakku langsung menawari menginap, padahal blm juga kenal sama temenku itu. Tapi temanku itu baru bulan lalu meninggal. Rasanya kayak dejavu pas baca cerita ini. Btw, akhirnya apa yang terjadi setelah kembali ke RRI?

    ReplyDelete
  15. Hmm, pasti Pak Efri Deflin punya suara yg enak didengar nih makanya jd juara di RRI selamat ya, kenangan yang indah emang wajib direkam di dalam blog biar abadi

    ReplyDelete
  16. Wah, baca ini jadi inget saya beberapa tahun lalu pas jadi penyiar radio. Tapi gapernah bawain berita, saya banyak ngoceh dan muter lagu sambil ketawa mwkkwkw. Seru kisah perjuangan dan oleh2 keluarga yang didapat pak!

    ReplyDelete
  17. Wah menaik sekali pak ceritanya. Pasti akan terkenang selalu ya

    ReplyDelete
  18. seru sekali ceritanya, bikin senyum-senyum kalau ingat. bisa jadi cerita buat anak cucu nanti

    ReplyDelete

Terima kasih atas kunjungannya semoga menginspirasi jangan lupa tulis komentarmu di kolom komentar dan dapatkan informasi terbaru di setiap postingan. Jangan lupa follow akun Instagram @efrideplin dan Twitter @efrideplin87 juga YouTube Efri Deplin. Terima kasih semoga menginspirasi.

| Designed by Colorlib