Wednesday 29 May 2019

Transfusi di Bulan Ramadhan dan Donor Darah


Alhamdulillah
Ramadhan kali ini adalah Ramadhan ke 5 sejak tahun 2014 kami bersahur ria di sebuah sekretariat organisasi mahasiswa terbesar di Jalan Pramuka Jakarta dekat Matraman. Kami sempat sahur di sana dan berbuka di Soekarno Hatta, karena mendapat menerbangan malam. Abdullah waktu itu harus melanjutkan tranfusi di kota kelahirannya sebanyak 2 kantong lagi. Sementara Tsamara sudah selesai ditangani di RSCM satu hari sebelum kami pulang. Terima kasih saudaraku yang baik hati waktu itu menerima kami dengan senang hati, mengantarkan saya ke Cipto, rela mengendarai motor dibawa gerimis, menjelaskan ini dan itu saat menuju salemba hingga saya paham. Rela menunggu dan bertanya ini dan itu kepada beberapa petugas security di sana. Hingga semua nya jelas prosedur dari awal hingga selesai barulah kita kembali ke sekretariat. Baca di sini

Ramadhan kali ini kembali Abdullah dan Tsamara menjalani transfusi seperti biasa. Namun ada hal-hal spesial ketika tranfusi di bulan ramadhan. Mulai dari perencanaan tranfusi mengenai waktu, aktifitas pendonor dll. Waktu tranfusi pada bulan ramadhan dibatasi oleh pihak rumah sakit. Beberapa hari sebelum hari id Fitri aktifitas transfusi harus distop. Jadi sebagai orang tua pasien harus jeli menentukan kapan sebaiknya tranfusi.

Senin kemarin tanggal 27 adalah hari terakhir pendaftaran di poliklinik. Beberapa hari sebelumnya persiapan darah dari pendonor sudah disiapkan, minuman satu malam sebelum hari senin. Harapannya adalah hari itu juga bisa dilakukan tranfusi. Namun ternyata rujukan yang harus dibuat pagi Senin itu sangat menyita waktu. Hingga pukul 11.00 wib SEP atau Surat Egibilitas Pasien belum keluar. Tepat diujung waktu itu barulah ESP Abdullah Tsamara ada bersama status. Beruntung hari itu berhasil daftar namun tindakan di ruangan belum bisa dilakukan. Luar biasa menguras tenaga. Belum lagi antrean di bagian pengobatan dan resep tranfusi set pasien. Wah pokoknya seru deh dan menyehatkan, kita bergerak terus jadinya. Akhirnya hari itu kami lalui dengan istirahat sejenak sembari mengumpulkan energi untuk besok.

Selasa pun tiba, Abdullah Tsamara sudah di dalam ruangan. Darah sudah siap didonorkan. Namun belum mencukupi kebutuhan. Bulan ini mereka membutuhkan 2x250cc darah O dan 2x145cc darah B. Berburu darahpun dimulai kembali, bak sayembara akhirnya didapatkan kembali pendonor yang siap. Alhamdulillah semua kebutuhan darah tercukupi. Satu kantong pada hari ini selesai sudah dan lancar tanpa kendala berarti.


Pada hari Rabu, Abdullah Tsamara kembali melanjutkan untuk kantong kedua. Iya hari ini, kebetulan aktifitas kerja sudah diliburkan. Jadi saya dan istri fokus untuk membawa mereka ke rumah sakit. Alhamdulillah semua berjalan lancar, tanpa kendala apapun. Crosmatcing darah semuanya cocok. Selang infus berjalan normal. Anak-anak juga tenang ditemani laptop sebagai sarana literasi digital yang mereka minati. Jadi kebiasaan yang sering kami lakukan pada mereka saat tranfusi adalah dengan menontong tayangan baik edukasi maupun hiburan anak seperti menonton kartun. Tanpa terasa tetes demi tetes darah di kantung darah sudah masuk ke pembuluh darah mereka dengan sempurna dan tranfusi pun selesai. Alhamdulillah

Mengapa Donor Harus Malam Hari?

Ada yang menarik dalam setiap kali tranfusi. Yakni para pahlawan donor darah. Mengapa saya sebut sebagai pahlawan, itu karena mereka bersedia membantu secara sukarela dan tanpa pamrih untuk menyumbangkan darah mereka kepada anak-anak kami. Karena pengorbanan mereka anak kami menjadi berkembang dengan baik dan tumbuh seperti anak lainnya.

Biasanya donor darah dapat dilakukan kapan saja namun pada bulan puasa menurut dokter Annelin Spesialis Penyakit Dalam "Kalau sedang puasa, boleh, beberapa jam setelah sahur atau saat sebelum buka. Tapi lebih dianjurkan malam hari setelah berbuka" itulah anjuran dari dokter yang saya hubungi melalui pesan singkat untuk menjelaskan. Alasan lainnya adalah untuk mengurangi resiko medis seperti dehidrasi yang berlebihan. Dehidrasi hingga ke otak dapat menyebabkan asupan oksigen di dalam darah yang mengalir ke otak hanya sedikit. Jadi jika dipaksakan donor pada saat puasa kekhawatiran ini harus dihindari. Begitu penjelasan dari petugas PMI Bengkulu yg ada di komplek RSUD M.Yunus Bengkulu.

Para Pahlawan Kehidupan

Tidak berlebihan jika mereka para pendonor saya sebut sebagai pahlawan. Karena dengan keikhlasan mereka dari setetes darah dapat menyelamatkan ribuan nyawa. Tentu tidak hanya bagi pasien Thalassemia saja. Banyak sekali pasien lainnya yang membutuhkan darah untuk tranfusi.

Pertama mereka akan dichek tekanan darah menggunakan alat plhitung tekanan darah. Kemudian juga dichek kadar hemoglobin dalam darah dengan menggunakan setetes darah dari ujung jari lalu melihat terapung atau tenggekamnya setetes darah di cairan biru. Baca juga di sini

Darah para pendonor kemudian dichek kelayakan dan terbebasnya dari berbagai bibit penyakit. Barulah setelah itu jika pasien dirawat di RSUD M Yunus maka darah di simpan di Bank Darah. Baca juga di sini dan di sini juga di sini juga di sini.


Alhamdulillah jazakumullahu Khair kang Kukuh, kang Rusli, Ust Muslim and kak Muzanip dan Kak Sarbini, jazakumullahu Khair atas perjuangan malam itu, buat semuanya yang selalu mensupport semoga Allah SWT balas dengan kebaikan yang lebih baik lagi Aamiin. Kita kolaborasi ya, ladang amal ini menjadi ladang amal juga untuk sekeliling kita.
Salam perjuangan

No comments:

Post a Comment

Terima kasih atas kunjungannya semoga menginspirasi jangan lupa tulis komentarmu di kolom komentar dan dapatkan informasi terbaru di setiap postingan. Jangan lupa follow akun Instagram @efrideplin dan Twitter @efrideplin87 juga YouTube Efri Deplin. Terima kasih semoga menginspirasi.

| Designed by Colorlib